Motivation Letter

 

Nama : Zuhrotul Aulia Haris

NIM   : 205110500111001

Motivation Letter: Love & Care Yourself

Aku tak tahu apa yang ingin aku sampaikan disini. Rasanya tidak ada yang memotivasi. Eh, enggak ding. Sebenarnya terbilang banyak, tapi yang benar-benar memotivasi aku hingga melupakan rapuh ini, rasanya kurang membantu.

Masa remajaku tak seindah remaja pada umunya. By the way, orangtuaku bercerai sejak aku masih kelas 2 MTs. Perceraiannya karena hal yang sangat sepele, namun bukan bagianku untuk bercerita disini. Yang pasti, keduanya sudah bahagia dengan pasangan hidup masing-masing. Aku ikut Ibu karena ada adik-adik kandungku disana.

Meskipun sebenarnya aku sendiri down & insecure dengan keadaan diriku sendiri. Belum omongan negatif orang lain yang membuatku ingin hilang di dunia ini. Tak ada yang bisa kubanggakan dari diriku. Aku merasa masih labil. Tak tau harus minta tolong pada siapa untuk menyembuhkan penyakit ini.

Ada seseorang yang bilang kalau aku bak anak buangan. Terombang-ambing kesana kemari, biaya hidupku yang cukup tinggi. Gangguan mentalku tak terkendali, meski aku berusaha menampakkan diriku baik-baik saja. Hingga aku pernah menganggap semua bak racun dalam hidupku. Mereka yang hanya bisa menyalahkan & melabeliku dengan sebutan buruk, begitu aku meminta bantuan & saran mereka aku yang semakin dicaci maki.

Namun, ketika aku memandang kebawah, masih banyak yang senasib sepertiku. Setidaknya, itu menjadi sedikit motivasi untukku. Pada zaman modern ini, menemukan anak korban broken home di Indonesia terbilang cukup banyak. Faktor perceraian orangtua mereka banyak, mulai dari hal sepele seperti sang pasangan diceraikan karena memiliki kaki yang besar, hingga hal serius seperti kasus KDRT. Kebanyakan dari mereka tidak diperhatikan oleh keluarganya & sibuk sendiri. Kalau aku sih, bersyukur oangtuaku masih memperhatikan aku & adik-adikku, meski bentuk perlakuan mereka berbeda dengan perlakun mereka terhadap  pasangan hidup mereka masing-masing.

Bisa masuk ke UB jalur SBMPTN merupakan pencapaian terbesar dalam hidupku, meski dahulu banyak yang meragukanku. Maklumlah, sejak MA aku tak pernah menjadi bintang kelas. Paling banter hanya jadi anggota OSIS bidang penerbitan, tim majalah sekolah & pernah sekali-dua kali menulis untuk majalah. Aku juga sejak dulu memiliki masalah dengan cara bicaraku yang kurang jelas, mudah bad mood,  kurang dapat bergaul, minderan & luar biasa bandelnya. Ada yang bilang juga kalau aku ambivert, dimana aku punya 2 sisi dalam hidupku. Aku melewati kegagalan daftar SNMPTN,SNMPN & Span-PTKIN. Dan aku jadikan semua itu sebagai bahan evaluasiku.

Dengan sedikit pencapaian itu, aku mencoba mencintai diriku sendiri. Bukan tanpa alasan Tuhan dalam menciptakan & merencanakan sesuatu. Aku juga mencoba melakukan apapun yang aku suka & banyak mengingat Allah SWT untuk mensyukuri nikmat. Hidup adalah pilihan. Ditengah hidup ada rintangan & dibaliknya ada konse-kuensi.

Memang aku tak pernah bisa memilih takdir. Aku hanya memilih sesuatu yang sudah jelas termaktub dalam ajaran yang benar. Pernah menyesali kehidupan ini, namun aku menyadari kalau semua bukan untuk disesali. Berusaha bangkit sekuat tenaga & membuat pencapaian lagi dalam hidup, meskipun banyak pula penentangnya & melewati milyaran resiko.

Syukuri apapun yang ada dalam hidup kamu, meskipun kenyataannya pahit. Aku tak tahu harus memotivasi seperti apa, yang pasti cobalah mencintai dirimu sendiri tanpa pamrih. Care yourself.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Essay Mental Health

Perkenalanku Yang Garing